MIMPI YANG TAK SEMPURNA



Oleh : Herdiansyah
Pagi ini, pagi yang sangat cerah, udaranya segar dan juga suara burung berkicau seakan menyambut pagiku. Aku melamun, Ku pandangi langit luas yang indah karena awan di sana di hiasi cahaya matahari yang baru muncul di sebelah timur. Oh…. Indahnya Aku bukan hanya melihat itu, tapi Aku juga melihat bayanganmu, bayangan wajahmu yang manis dan di hiasi senyumu yang manja.   Ihhh….. jadi gemes deh, pengen cubit  pipi kamu, Sayangnya itu hanya bayanganmu saja. Ah…. kalau ada di sini juga. Aku mah gak bakalan berani. Hehehe Aryani, Aryani”Kau seperti roh yang selalu ada dalam kehidupanku, selalu ada kemanapun Aku melangkah” hati kecilku berkata.    “Nazriiil... bangun, sudah jam berapa ini, kau mau sekolah atau tidak !”  orang tua Ku berteriak dengan kerasnya sangkanya Aku masih tidur. Padahalkan Aku sudah bangun. Iya sih salahku, bangun tidur bukannya mandi malah melamun di teras depan rumahku. “Iya Pak, Nazril sudah bangun ko, Nazril ada di luar“ jawabku.   “ya sudah cepat mandi sana, nanti Kamu bisa terlambat.” jawab Orang tua ku. “iya pak“ jawabku. Aku bergegas cepat mandi dan berangkat sekolah. Tidak lupa sarapan dulu, walaupun sedikit. Aku lihat jam dinding sudah menunjukan jam setengah tujuh lebih lima menit, tapi Meli motor Mioku, Selalu siap untukku dan menemaniku berangkat sekolah..
Sampailah Aku di sekolah, dengan perasaan yang sedikit cemas, karena Aku sedikit terlambat. Untung  saja aku masih bisa di ma’afin, karena cuma 5 menit Aku terlambatnya.
Dengan perasaan yang sedikit lega, Aku berjalan menuju kelasku, sambil menghela nafas. Aku terus berjalan. Tibalah Aku di depan kelasku. Ku ketuk pintu  kelasku dan ku ucapkan salamAssalamualaikum”. Untung saja gak ada guru. Aku langsung duduk saja, di sebelah pojok kanan meja kedua. Dari depan, Anton bertanya padaku. ”baru datang Ril, tumben telat..?“ .  jawab ku. ”iya ...biasalah ada hambatan sedikit”.   jawab Anton, ”owh” (sambil menganggukan kepalanya). ”simple amat”,,jawab Aku dalam hati kecilku. Wajarlah masih kelas 1, belum akrab bener ‘kan  !!  Masih  sebutir telur yang tak tau akan menjadi apa. Masih belum tau jelas, sifat Anton kaya gimana….!  Anton juga belum tau sifat Aku kaya gimana…! Yang Aku tau sih Anton orangnya, sama cewe tuh ajip banget deh pokoknya mah. Cewe, setiap deket Anton pasti tidak akan merasa bosan, tapi aneh nya, kalau pas jam pelajaran, kalau di ajak bercanda sama Aku, dia gak pernah menanggapi Aku. Profesional benar ya anton. Kuat benar ya, di godain sama Aku, Gak pernah ketawa. Pas jam pelajaran, kan Aryani duduk di depan sebelah kiriku, mmmmh imoetnya, ini baru nyata, ini bukan bayangan yang Aku lihat tadi pagi. Sementara Guru di depan ngoceh mulu,  ngejelasin apa kali, tapi Aku tetap memandang wajah mu. ” Aryani andai saja Aku bisa menjadi pacarmu. ”ku cubit  pipi mu dan hidung mu yang sedikit tidak terlihat itu, Aku yakin hidung  mu itu jadi kelihatan dech”. Tau-tau Guru di depan menyuruh Anak -Anak untuk mengerjakan soal matematika, pelajaran yang di benci Anak-Anak, tapi Aku suka. Aku mencoba mencari perhatian Aryani, Aku maju kedepan mengisi soal matematika, dengan cepatnya sperti “Joe Sandy”. Selesai lah. Cuma nomer 1 sih. Aryani mengisi soal nomer 2. disusul Karyo, cowo yang katanya sih pintar di kelasku, tadi saja Aku nanya sama dia. Karyo dengan tenangnya mengisi soal nomer 3 dan 4 yang lumayan susah. Ada Umar disana. Umar mengisi soal nomer 5. “Umar” dia tuh puitis banget, kata - katanya itu loh, yang mengandung sejuta makna. Katanya sih dia pernah menjadi ketua Osis di sekolahnya dulu, Kata-katanya adalah senjatanya. Dia juga sering dekat dengan Aryani, tau suka ngomongin apa kali, tapi Aku agak sedikit kesal kalo mereka berduaan, tapi Aku mencoba untuk lebih tenang menghadapinya.
Tapi tak ada yang berkesan dikala Karyo dan Umar kedepan, Aryani yang paling Aku sukai, dari cara berjalannya, tatapan matanya, senyumnya, cara nulisnya, “Aryani menatap dirimu bagaikan menatap seribu Bidadari”, begitu banyak sinar pada dirimu, di antara banyak wanita hanya kau yang ku cinta, Aryani.
Kejadian hari ini tak jauh berbeda dengan hari-hari yang akan datang, besok atau besok lusa, berangkat sekolah hanya untuk melihat senyumanmu dan hanya sedikit belajar saja.
Pulang sekolah, walaupun Aku sedikit malu-malu, Aku minta nomer handphone kamu Aryani, dengan senang hati kau goreskan nomer demi nomer di kertas putih yang tak bernoda. Lama  sekali seakan Aku berada di planet tanpa gravitasi, bergerak begitu pelan, rasanya begitu lama, jika Aku berada dekat kamu Aryani. Pada akhirnya kau sudah menggoreskan nomer handphone mu. ” makasih ya Aryani, tar  malam Aku sms ya, oke .”   ( begitu pelan Aku berkata pada Aryani, dengan suara sedikit ada yang menyangkut di tenggorokan ku ). ”ya ditunggu. he…”  (jawab Aryani sambil tersenyum)  “ ya, dah Aku pulang dulu ya.”  (Aku, berjalan dan melambaikan tangan pada Aryani”.   “dah  juga” (jawab Aryani sambil tersenyum  ).  Aku menoleh sebentar kebelakang untuk menjawab senyuman yang Aryani berikan padaku tadi.
Sampailah Aku di rumah. Aku segera menyalin nomer handphone  yang di tulis di kertas oleh Aryani tadi. Aku menyimpan nomer handphone Aryani dan ku beri nama Aryani manis. Malamnya Aku sms Aryani, ternyata Aryani nyambung juga ya di ajak smsannya. Begitu asyik Aku smsan dengan Aryani, sampai tidak kenal waktu. Di kelas sekarang mah sering ngobrol sama Aryani, tentang apa saja yang penting dekat sama kamu Aryani ……
Hari demi hari Aku lewati begitu lama, ketika Aku dekat dengan kamu, ngobrol bareng tersenyum dan tertawa bersama.  Nanyain  pelajaran sama kamu, padahal niatnya mau melihat senyummu yang manis  itu, yang mampu menenangkan hatiku. Aryani Aryani  ini lah yang di namakan jatuh cinta, begitu indah kurasakan. Semangatku untuk belajar begitu tinggi, karena ada kamu Aryani.
            Hari ini mungkin Aku tak biasa menyembunyikan rasa cinta ini lebih lama lagi. Aku lepaskan panah cinta ini. Aku ungkapkan semuanya padamu Aryani, Aku sayang kamu Aryani, Aku cinta kamu Aryani, Aku ingin kita bersama. Aku fikir semua yang ku harapkan akan terjadi dan Aku fikir kau mencintaiku Aryani. Harapan sia sia, khayalku bersamamu hilang. Ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan, mimpiku bersamamu tidak lagi sempurna, Karena kita tidak bersama.
Kini waktu berjalan begitu cepat, tidak seperti dulu, sebelum kau mematahkan hatiku. Sekolah Aku begitu malasnya. Aku sering kesiangan, banyak sakitnya, alfa juga lumayan banyak. Hari demi hari Aku lewati dengan cepatnya. Minggu demi minggu Aku lewati dengan sekejap saja, bulan demi bulan Aku lewati begitu cepat, seperiti pada roda mobil yang sedang berputar dengan cepatnya.
Tak terasa Aku sekarang sudah kelas 2, tapi Aku tetap mencintaimu Aryani.
Aku kembali berdiri, walaupun hati sedikit luka, bekas hati yang pernah kau patah kan dulu. Aku mencoba untuk menjadi orang lain. berharap kau bisa berubah. tapi Aku tidak bisa, Aku tak bisa menjadi orang lain. Karena Aku adalah Aku.
Aku tak pernah bisa menjadi orang lain .
Orang lain pun tak pernah bisa menjadi Aku.
Aku adalah Aku.
Yang Aku lakukan, belum tentu orang lain bisa.
Yang orang lain lakukan, belum tentu Aku bisa.
Karena Aku adalah Aku.
Maafkan Aku tidak pernah bisa menjadi yang kau inginkan, tapi Aku mencintai mu Aryani, Aku kan selalu mencintaimu aryani, dengan tulus dan apa adanya.
biarkanlah mimpiku bersamamu jauh dan tak sempurna, tapi Aku kan merasakan hidup ini dengan kesempurnaan, tetap berdiri walau perih dan sakit ku rasakan.

*) Penulis adalah siswa SMK Negri 1 Rengasdengklok
ditulis tgl : 15 November 2011

Comments

Popular posts from this blog

Cinta Terbatas Dinding Kaca

Bintang Yang Hilang

Selamat Tinggal Kawan